Makassar - Pemilihan Presiden yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu menyisakan banyak cerita, salah satunya cerita tentang adanya pihak-pihak yang menarasikan pemilihan presiden 2024 penuh dengan intrik kecurangan.
Menanggapi hal itu, salah satu Kader Demokrat Syarifuddin Daeng Punna angkat bicara. Menurut pria yang akrab disapa SAdAP ini, bahwa yang dimunculkan setelah pemilu dan pilpres adalah narasi kecurangan dan itu selalu terjadi hampir disetiap even politik. Kalau yang kalah biasanya akan sulit menerima kenyataan makanya mencari celah dengan membentuk opini bahwa proses pemilihannya penuh dengan kecurangan ucapnya.
Bahkan tokoh seperti Oesman Sapta Ketua Umum Partai Hanura sebagaimana videonya yang beredar, ia dengan lantang menarasikan pilpres diwarnai kecurangan. Sebenarnya narasi yang dibangun seorang ketua partai politik seperti Oso ini sangat disayangkan, karena berteriak kecurangan hanya untuk memperkeruh situasi, kalau yakin atas ucapannya itu sebaiknya laporkan dan siapkan bukti-bukti terang pendiri dan penasehat beberapa ormas ini.
Saya sependapat dengan pandangan Prof Mahfud MD, dalam video yang beredar di sosial media, Prof Mahfud mengatakan bahwa tidak ada benarnya KPU Dimata yang kalah. Pendapat tersebut menurut saya sesuatu yang benar dan terjadi saat ini dimana pihak yang kalah mencari-cari celah untuk mendapatkan legitimasi dari rakyat bahwa pilpres 2024 sarat dengan kecurangan.
Hal itu tentu akan semakin menegaskan bahwa slogan siap menang dan siap kalah tidak berlaku setelah pemilihan. Olehnya itu saya mengajak kita semua agar menahan diri untuk tidak berkomentar yang liar karena kondisi saat ini sangatlah sensitif, sambil menunggu perhitungan resmi dari KPU.
Narasi kecurangan yang dimunculkan semakin memperlihatkan adanya penggiringan opini untuk mempengaruhi masyarakat, sebagai tokoh sebaiknya menahan diri jangan terbawa emosi karena tidak menerima kekalahan karena pihak yang kalah biasanya sulit menerima kenyataan. Ayo bersama kita ciptakan situasi yang kondusif hingga tahapan pilpres selesai tutup SAdAP.
0 Komentar