Dugaan Kampanye Politik yang dilakukan oleh Sekda Takalar Muhammad Hasbi memasuki babak baru, pasalnya salah satu relawan calon presiden telah melaporkan dugaan pelanggaran tersebut kepada Bawaslu.
Menanggapi hal itu, Syarifuddin Daeng Punna turut berkomentar. Ketika dihubungi wartawan, Calon anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sulsel 1 ini membela Sekda Takalar.
Setelah saya menyimak video yang menampilkan sekda takalar yang berbicara di depan para guru, tidak ada satu pun kalimat atau narasi yang mengarahkan para guru untuk mendukung capres tertentu.
Sangat disayangkan ada pihak yang menggiring opini hanya karena ada umpatan yang menarasikan keberlanjutan program dari pak Jokowi. Seharusnya sebelum memvonis seseorang yang dalam hal ini Sekda Takalar, lakukan dulu pengecekan, karena terkadang video yang utuh di-edit dan dipotong sehingga ucapan yang lontarkan dapat disalah artikan publik karena video hasil editan.
Lanjutnya, narasi yang dibangun oleh Sekda Takalar tak lain dan tak bukan adalah terkait dengan pengangkatan PPPK, dimana program ini merupakan salah satu upaya dari pak Jokowi untuk mengangkat honorer yang telah lama mengabdi dan yang paling banyak diangkat adalah guru, ini berarti program pak Jokowi ini layak di dukung dan dilanjutkan. Program ini tidak hanya diera Jokowi tapi di era presiden SBY pun demikian, setiap tahunnya honorer diangkat menjadi PNS, dan program ini sejalan dengan Visi Partai Demokrat, setiap kali Ketua Umum AHY berpidato di depan publik, hal-hal yang substantif seperti ini sering disampaikan agar para kader Demokrat yang ada di parlemen untuk memperjuangkannya.
Olehnya itu, hemat saya bahwa Sekda Takalar sama sekali tidak mengkampanyekan apalagi mengajak para guru untuk mendukung dan memilih capres tertentu sebagaimana yang telah diberitakan oleh berberapa media tutup SAdAP.
0 Komentar