Jakarta - Baru-baru ini beredar video tentang pandangan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh yang tidak mendorong putranya untuk menjadi calon presiden atau wakil presiden. Dalam video yang diunggah di kanal YouTube tersebut, wartawan menanyakan kenapa pak Surya tidak mengambil kesempatan untuk mendorong anaknya untuk maju pada pilpres, dengan spontan ia pun menjawab bahwa belum saatnya, masih perlu berproses.
Tentu jawaban tersebut jika ditafsirkan dan dikaitkan dengan dinamika politik yang terjadi saat ini mengarah kepada sosok Gibran Rakabuming Raka yang dinilai instant dan masih belum matang.
Menanggapi pernyataan Surya Paloh dalam konten YouTube yang beredar viral itu, Syarifuddin Daeng Punna ikut mengomentari. Menurut pria yang akrab disapa SAdAP ini, sosok Gibran dipilih menjadi calon Wakil Presiden itu setelah melalui berbagai pertimbangan yang matang, kalkulasi politiknya tentu sudah diperhitungkan secara elektoral.
Jadi sosok Gibran Rakabuming Raka ini bukan karena faktor ia merupakan anak Presiden lantas dikaitkan dengan politik dinasti yang sejak namanya mengemuka dijadikan senjata untuk menyerang pak Jokowi.
Menurut saya orang-orang yang menyerang dan memfitnah pak Jokowi adalah pihak yang takut kalah, jadi segala cara dilakukan untuk menggerus kekuatan politik yang berpihak kepada Prabowo-Gibran ucap Calon Anggota DPR RI dapil Sulsel 1 dari partai Demokrat.
Singkatnya begini, sebelum bertanding sdh ketakutan kalah, ya janganlah bertanding kalau takut kalah sebab namanya pertandingan itu pasti ada kalah dan menang tambahnya.
Saya meyakini bahwa apa yang terjadi dalam perhelatan pilpres ini semuanya atas izin Allah, dan Allah SWT memberikan jalan kepada Gibran untuk mengabdi kepada bangsa dan negara dalam lingkup yang lebih luas lagi, semua sudah garis tangannya terang pendiri dan penasehat beberapa ormas ini.
Apalagi selama memimpin kota Solo indeks pertumbuhan pembangunan disana mengalami peningkatan yang cukup drastis, tentu atas dasar itulah saya ingin katakan bahwa sosok Gibran sangat layak untuk melanjutkan pengabdiannya sebagai pemimpin nasional, jadi kalau ada yang mengatakan A dan B tentang Figur Gibran, itu sesungguhnya mereka orang-orang yang sirik, orang-orang yang dengki hatinya sebab pemilihan presiden yang memilih adalah rakyat bukan elit politik pungkasnya.
Setiap pemimpin pasti ada kekurangannya dan dengan kekurangan yang dimiliki ditopang oleh kemampuannya untuk memimpin dengan cara yang berbeda, saya masih ingat dulu ketika Gus Dur memimpin negara ini, tidak sedikit orang yang meragukan bahkan mencela fisiknya akan tetapi Gusdur mampu menjadi perekat dan pemersatu perbedaan di Indonesia disitulah kelebihan yang dimiliki oleh Gusdur terangnya.
Lanjutnya, Saya sendiri kagum dengan kecerdasan Gibran, orangnya muda dan sangat santun, menghargai orang yang lebih tua darinya, itu semua karena faktor keluarga, lingkungan dan pendidikan yang telah membentuk karakternya sebagai calon pemimpin yang berguna bagi umat, bangsa dan negara.
Dulu Soekarno mengatakan berikan saya 10 pemuda maka akan aku guncang dunia, itulah yang menjadi inspirasi dunia politik hari ini dengan kemunculan anak muda seperti Gibran maka keterwakilan anak muda untuk mengambil peran dalam mengawal kepentingan nasional terbuka lebar, anak-anak muda Indonesia sudah pasti akan memberikan dukungannya sebab dalam politik masa keemasan Indonesia ada ditangan pemuda hari ini.
Yang terakhir saya ingin katakan bahwa apapun yang disematkan oleh lawan-lawan politiknya hari ini tidak perlu ditanggapin serius cukup disenyumin saja, karena sosok Gibran ini merupakan representasi dari Anak Muda Indonesia di Gelanggang Politik Nasional tutup SAdAP.
0 Komentar