Jakarta - Pengundian Nomor Urut Calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia oleh Komisi Pemilihan Umum Telah menetapkan tiga calon dengan Nomor Urutnya Masing-masing.
Nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Nomor Urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Pasangan Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Ketiganya kemudian memberikan pidato yang pada intinya berkomitmen untuk mengawal proses demokrasi yang damai dan sejuk. Menanggapi apa yang sudah disampaikan oleh para Capres-cawapres, Syarifuddin Daeng Punna Tokoh Masyarakat Sulsel di Jakarta turut menyambut baik apa yang menjadi komitmen bersama itu.
Menurut Pria yang akrab disapa SAdAP ini, bahwa sejauh ini berita hoax dan fitnah masih ada dan arahnya selalu ke salah satu Capres-Cawapres yaitu Prabowo Gibran, saya berharap dengan adanya komitmen yang terbangun antar ketiga pasang capres dan cawapres tersebut maka para tim sukses jangan lagi melakukan kampanye negatif yang mendiskreditkan lawan politik termasuk para pengamat tidak memberikan statement yang mendiskreditkan salah satu calon sehingga masyarakat tidak tergiring dengan opini yang dapat merusak suasana demokrasi yang diharapkan dapat berjalan damai dan lancar.
Setelah 3 pasang kandidat Calon Presiden wakil presiden mendapatkan Nomor Urut maka marilah kita semua Profesional melakukan langkah langkah yang membuat rakyat merasa simpatik terhadap Calon pilihan nya dengan mengkampanyekan calonnya dengan baik , menawarkan gagasan dan ide, visi-misi bukan sebaliknya yang dilakukan dengan cara yang tidak beretika menyudutkan pasangan lain ucap Calon Anggota DPR RI dari Partai Demokrat daerah pemilihan Sulsel 1 ini.
Sangat disesalkan sebenarnya yang terjadi saat ini dimana Sikap yang diperlihatkan oleh PDIP sudah nampak terlihat berseberangan dengan Presiden Jokowi. Sehingga Serangan yang mengarah kepada pribadi presiden mulai dilancarkan.
Sebut saja beberapa kadernya seperti Adian dan Masinton yang seringkali mencoba menggiring opini seakan-akan Presiden Jokowi menghianati dan akan bersikap tidak fair dalam menghadapi kontestasi pilpres, dan yang lebih parahnya menafikan peran Jokowi yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadikan PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2 kali berturut-turut, namun lucunya lagi mereka tetap bertahan di kabinet.
Jika berkaca dimasa kepemimpinan Presiden Megawati, yang dimana hampir sama dengan apa yang terjadi saat ini dimana dengan Gentleman Presiden ke 6 Soesilo Bambang Yudhoyono mengundurkan diri dari Kabinet dan ikut berkompetisi dalam pemilihan Presiden melawan Megawati yang saat itu berstatus incumbent.
Menurut saya bila memang gentlemen seharusnya dapat mengambil sikap dengan berseberangan seperti itu, sebaiknya PDIP menarik diri dari kabinet sebab tidak etis jika Partai yang masuk dalam kabinet lantas menyerang dan menyudutkan Presiden. Pak Jokowi bahkan di fitnah, diserang dengan isu KKN, isu melibatkan struktur TNI dan Polri untuk memenangkan Pasangan Prabowo Gibran padahal baru-baru ini terkuak setelah KPK melakukan OTT terhadap Pj Bupati Sorong, dan ditemukan Pakta Integritas yang ditandangani oleh Pj Bupati bersama Kabinda Papua Barat untuk membantu mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Tentunya dengan fakta-fakta yang ditemukan, bahwa patut di duga gerakan seperti ini tidak hanya di Papua bisa jadi di semua wilayah.
Perlu saya ingatkan, usaha apapun yang dilakukan kalau Allah berkehendak lain maka sulit untuk terwujudkan, tidak perlu saling menyerang, menghujat sebab siapa pun nantinya diberi mandat oleh rakyat maka dialah pemimpin kita semua dan Insya Allah atas segala Rahmat Allah SWT maka pemimpin seperti Prabowo-Gibran yang dibutuhkan bangsa ini mewakili lintas generasi kepemimpinan menuju Indonesia emas tutup SAdAP.
0 Komentar