Makassar - Beredarnya Isu Syarifuddin Daeng Punna hengkang dari PKB dan mundur dari pencalegan mendapat respon dari Ketua DPW PKB Sulsel Azhar Ashar.
Menurut Ketua DPW PKB Sulsel, dirinya tak menampik bahwa SAdAP telah mengajukan Pengunduran Diri dari pencalegan, sehingga berpotensi diganti dalam Daftar Caleg Sementara (DCS). Jika seseorang sudah mengundurkan diri, artinya dia akan dicoret karena tidak dapat menjadi caleg di dua partai, kata Azhar.
Secara Terpisah Ketika dihubungi oleh wartawan melalui telepon selulernya, Syarifuddin Daeng Punna Membenarkan Informasi yang berkembang seputar dirinya.
Sosok yang Hobi dengan Balapan Motor dimasa mudanya ini menganggap bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang perlu disikapi serius cukup dengan santai, sebab jikalau hal ini dihubungkan dengan dunia balapan kemenangan ditentukan oleh Finishnya, siapa yang duluan mencapai Finish dialah pemenangnya, seperti itu logika yang saya bangun dalam mempertegas perjalanan hidup saya kata Topan nama panggilannya semasa aktif di dunia balapan.
Menurut Pria yang juga akrab disapa SAdAP ini bahwa keputusan yang diambil itu berdasarkan saran dan masukan yang di terima dari berbagai kalangan sehingga dengan melihat dinamika yang terjadi saat ini maka tentu pertimbangan secara politik menjadi acuan untuk menentukan sikap dan pilihan politik saya, tanpa ada paksaan maupun intervensi dari pihak manapun.
Saya bergabung dengan partai politik manapun, tujuannya adalah sama yaitu bagaimana bisa turut andil berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dan negara serta memperjuangkan aspirasi masyarakat agar dapat terakomodir di DPR.
Sejak 2002-2003 Saya memegang mandat untuk membentuk Partai Demokrat Bersatu Se-Sulawesi, dan Partai Pro Republik Se Sulawesi,baik mandat langsung dari Pak Bambang W Soeharto dan Pak Yani yang belakangan keduanya menyatu bersama Demokrat jadi secara tidak langsung saya kembali ke tempat asal saya bergabung bersama Demokrat Insya Allah.
Meski demikian, perjalanan politik yang saya lalui, telah mengajarkan saya dinamika yang terjadi, sehingga keputusan yang diambil tentunya melalui berbagai pertimbangan yang matang, dan saya tidak ingin bertepuk dada semasa pak SBY berkuasa, meski telah berkontribusi dengan dukungan secara politik kepada beliau, olehnya itu pilihan ke Demokrat adalah final, mau jadi caleg maupun tidak pada intinya saya akan komitmen.
Kalau saya dianggap main-main, persepsi publik yang selama ini dialamatkan kepada saya itu tidaklah demikian adanya, sebab setiap orang yang berpartai tentu yang paling utama adalah kenyamanan, setelah itu baru memikirkan bagaimana membesarkan partai yang dipilih, dan saya orangnya komitmen jika menyangkut dengan kontribusi terhadap partai yang saya pilih, oleh karena itu hal ini tidak perlu dipolemikkan apalagi dijadikan bahan untuk saling menyalahkan sebab pilihan politik merupakan hak proregatif saya dan pindah partai sebelum terbitnya DCT bukanlah suatu pelanggaran karena saya tentu ingin nyaman berpikir dan bekerja untuk memenangkan Partai yang saya pilih nantinya, jadi mohon maaf jika ada pihak yang merasa dirugikan dari opini publik yang berkembang terkait dengan persoalan ini tutup SAdAP.
0 Komentar