Dari UGM, AHY Ajak Anak Muda Tidak Takut Bicara

Yogyakarta - Kebebasan bersuara itu adalah oksigen dari demokrasi. Begitu hal tersebut dibungkam dan ditiadakan, maka dengan sendirinya demokrasi akan punah. Oleh karena itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak generasi muda untuk tidak takut bicara. 

Hal ini disampaikan AHY saat menjadi pembicara utama dalam acara Fisipol Leadership Forum, yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (20/7) di ruang Auditorium Mandiri Fisipol UGM.

“Di sini lah kita harus mengembalikan situasi agar tidak ada lagi yang takut berbicara di negerinya sendiri. Dari UGM ini saya mengajak, teman-teman semuanya untuk berani menyampaikan apa yang kita anggap baik untuk Indonesia. Jangan takut dibungkam, jangan takut bersuara,” tegas AHY.

Generasi muda jangan sampai terlambat bergerak. “Do something sebelum terlambat, sebelum krisis. Jangan sampai 98 terjadi lagi, jangan sampai 65 terjadi lagi. Demokrasi harus diselamatkan dan itu semua membutuhkan keberanian kita semua termasuk generasi muda untuk speak up dan stand out. Termasuk anak-anak muda yang ada di sini mudah-mudahan termasuk orang-orang pemberani yang bisa membawa perubahan dan perbaikan, termasuk untuk demokrasi yang lebih baik,” tegasnya.

Membawa tema “Mampukah Kita Selamatkan Demokrasi di Indonesia?”, AHY menyampaikan demokrasi bukanlah sekedar tujuan akhir, tetapi sebuah perjalanan panjang bahwa kita sebagai bangsa harus memperjuangkan nilai-nilai demokrasi.

“Saya ingin kita semua kembali melihat betapa demokrasi ini bukan hanya menjadi buzz word, tetapi yang benar-benar harus bisa menjamin apakah Indonesia bisa semakin maju negaranya dan bisa semakin sejahtera rakyatnya," terang AHY. 

Dalam forum yang dihadiri oleh ratusan peserta baik dari mahasiswa dan mahasiswi UGM, maupun kampus di Yogya lainnya, AHY juga menyebutkan salah satu bentuk kemunduran demokrasi di Indonesia selama beberapa kali dalam penyelenggaraan pemilu, banyak calon pemimpin, kepala daerah, serta anggota legislatif, yang terpilih didominasi dari mereka yang memiliki banyak uang. 

Padahal menurutnya, layaknya seorang pemimpin dinilai dari sisi kapasitas, integritas juga kapabilitas.

“Demokrasi kita tidak didesain untuk memilih pemimpin terbaik tapi menjadi kontestasi isi tas. Kita berharap ke depan kita bisa membangun SDM dari calon pemimpin kita bukan yang punya isi tas, tapi memilih yang memiliki kapasitas. Jangan sampai putra-putra terbaik gugur duluan karena tidak bisa membeli suara,” tutur AHY.

AHY berharap pesta demokrasi Pemilu 2024 yang akan berlangsung kurang dari tujuh bulan lagi menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas demokrasi menjadi lebih baik. “Kita harapkan demokrasi kita semakin baik karena demokrasi sebuah perjalanan panjang sebagai sebuah bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang semakin maju dan sejahterah,” pungkas AHY.

Turut hadir dalam acara dari pihak UGM, Wakil Rektor UGM Arie Sujito, Dekan Fisipol UGM Dr Wawan Mas'udi, Koordinator Fisipol Leadership Forum Abdul Gaffar Karim. Serta dari pihak Partai Demokrat, hadir Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng, yang juga alumni jurusan Sosiologi Fisipol UGM angkatan 1981, Bendahara Umum Partai Demokrat Renville Antonio, anggota Komisi V DPR RI Irwan Fecho. (dna/csa)

Posting Komentar

0 Komentar