Gaduh karena pernyataan oknum ASN BRIN, SAdAP harap semua pihak tidak terpancing


Makassar - Pernyataan oknum ASN BRIN yang diunggah melalui sosial media mendapatkan respon yang beragam dari netizen. 

ASN yang bernama Andi Pangerang Hasanuddin ini membuat pernyataan yang menghebohkan, dengan menyerang organisasi Muhammadiyah bahkan mengancam dengan kata-kata yang tidak pantas.

Dalam pernyataan yang diunggah itu, Andi menyebutkan halal darahnya orang Muhammadiyah dikarenakan tidak ikut dengan keputusan pemerintah terkait pelaksanaan hari raya Idul Fitri 1444 H.

Merespon hal tersebut, Syarifuddin Daeng Punna ketika dimintai tanggapannya oleh wartawan terkait pernyataan peneliti BRIN itu dengan santai menjawab orang itu sepertinya sedang sakit mentalnya.

Pasalnya, pernyataan itu heboh dan membuat gaduh pasca perayaan lebaran Idul Fitri 1444 H, sedangkan pelaksanaan Idul Fitri sama sekali tidak ada muncul protes maupun larangan pemerintah terhadap Muhammadiyah yang melaksanakan Idul Fitri sehari sebelum hari yang ditetapkan oleh pemerintah, terang pria yang akrab disapa SAdAP ini. 

Pengurus Syarikat Islam ini juga menyayangkan ada pihak-pihak yang tergiring dengan statement oknum BRIN itu, sehingga membuat gaduh dan akhirnya mendapatkan reaksi publik yang massif.

Dari gambarnya saja saya melihat sorotan mata Andi Pangerang Hasanuddin ini seperti tatapan kosong, antara akal dan pikirannya sedang tidak stabil, saya mencurigai anak itu lagi terganggu mentalnya, mungkin karena terlalu banyak pikiran dengan beban pekerjaan sebagai peneliti, tambah pendiri dan pembina beberapa ormas ini sambil tersenyum.


Jika merujuk pada Namanya Andi Pangerang Hasanuddin sepertinya nama keturunan bugis-Makassar, nama yang bagus, yang berarti Andi itu gelar kebangsawanan yang dihormati, yang secara kultur orang Bugis-Makassar dapat menjaga kehormatannya dengan cara bertutur kata yang baik, tidak menyombongkan diri, menjaga sikap. Mungkin namanya saja yang tercantum status kebangsawanan tetapi dalam dirinya tidak mengalir darah pejuang, darah raja-raja yang dulunya menjaga kultur sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi, yang terlihat justru orang yang memiliki kelainan mental sehingga perlu diperiksa oleh psikiater pungkasnya.

Menyikapi masalah ini harus dengan hati yang tenang, jangan mudah terpancing, apalagi sampai mengarah kepada opini yang membenturkan antara NU dan Muhammadiyah.

Perlu diingat bahwa NU dan Muhammadiyah mempunyai sejarah panjang dalam merumuskan kemerdekaan bangsa Indonesia, sebagai organisasi keagamaan, eksistensi kedua organisasi ini telah banyak melahirkan intelektual ulama dan ulama intelektual, jadi saya harap masalah ini tidak dibesar-besarkan tutup SAdAP

Posting Komentar

0 Komentar