HUT Kabupaten Tangerang Ke 390 Tahun Diwarnai Kesedihan Pedagang Yang Terancam Diusir


TANGERANG - Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Tangerang yang ke 390 diwarnai dengan kegelisahaan para pedagang di pasar Picung Desa Pasar Kemis, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Pasalnya, mereka yang sudah berjualan sejak tahun 2016 itu terancam di usir dari tempat jualannya.

Berdasarkan informasi yang di himpun dari para pedagang, mereka telah mendapatkan surat teguran sebanyak 2 kali dari pihak Pemerintah Kecamatan Pasar Kemis karena dianggap mengganggu ketentraman dan ketertiban umum.

Saat ditemui, salah satu pedagang mengatakan saat ini mereka sedang mengalami kegelisahan dan kesediahan, lantaran mata pencahaian yang telah ditekuni  selama ini terancam hilang.

“Sedang galau, kita jualan di sini udah dari 2016 ini mata pencaharian kita untuk menafkahi keluarga kita. Kalau kita harus pindah jualan sangat berat apalagi sekarang kan belum pulih juga jualannya,” kata Supri salah satu penjual pakaian. 

Supri juga mengaku, rencananya para pedagang itu akan dipindah ke tempat berjualan yang dikelola pihak swasta. Tetapi kata ia tempat tersebut selain memberatkan masyarakat karena biaya sewa yang tinggi juga tidak mampu menampung seluruh pedagang.

“Pada keberatan saat dengar ada rencana mau dipindah ke pasar punya perorangan bukan milik pemerintah. Bayarnya diatas Rp 700.000 perbulan,” ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh beberapa pedagang lainnya, salah satunya Toha pedagang nasi goreng. Dirinya mengaku jika harus bayar sebesar Rp 700.000 dirinya akan memilih tidak berjualan, karena beban sewa dan hasil jualan tidak seimbang.

“Kalau saya kayaknya enggak bias jualan kalau harus sewa segitu, tau sendiri sekarang kayak gimana jualannya,” ujarnya.

Dirinya juga merasa bersedih jika tidak bias jualan kembali, karena berjualan nasi goreng merupakan satu-satunya mata pencaharian yang dirinya punyai untuk menafkahi keluarganya.

“Kalau bilang sedih ya sedih mas, kalau saya enggak bias jualan bagaimana saya menafkahi keluarga saya,” ungkapnya.

Salah satu pedagang pakaian juga mengungkapkan kesedihan yang sama, Toha berharap pemerintah memiliki hati nurani agar para pedagang bias tetap berjualan. Meskipun harus tetap pindah pemerintah harus menyediakan pasar yang layak untuk para pedagang.

“Jumlah pedagang dari Picung sampai Jalan Puri Jaya lebih dari 500 pedagang. Mulain dari pedagang pakaian sampai pedagang makanan. Harapan kami meskipun kami tidak diperbolehkan mencari mata pencaharian di sini ya kami minta agar pemerintah menyediakan tempat yang layak yang bayarnya rendah tentu yang dikelola pemerintah,” tukasnya.

Posting Komentar

0 Komentar