Jakarta - Rapat Kerja Kapolri dengan Komisi III DPR RI membahas mengenai kasus pembunuhan Brigadir Josua berjalan dinamis. Dalam paparannya, Kapolri menyampaikan fakta-fakta berdasarkan temuan di lapangan oleh tim khusus yang dibentuk oleh Kapolri dan beberapa institusi lainnya.
Tokoh Masyarakat Sulsel di Jakarta, Syarifuddin Daeng Punna menyampaikan, Pasca kejadian tewasnya Brigadir Josua, institusi polisi menjadi sasaran opini yang tidak berdasar, dan ada upaya untuk menjatuhkan integritas Kapolri dan jajarannya.
"Opini yang berkembang dan menyerang institusi Polri lalu kemudian mendapat reaksi dari berbagai pihak, ada yang pro dan ada yang kontra dalam menyikapinya," ujarnya.
Terkait dengan hal itu, Syarifuddin Daeng Punna tokoh masyarakat Sulsel di Jakarta ikut angkat bicara. Menurut pria yang akrab disapa SAdAP ini bahwa saat ini institusi Polri sedang diuji. "Saya melihat dan kuat dugaan ada pihak-pihak yang ingin mengobok-obok Institusi Polri dengan cara memecah belah soliditas internal untuk merusak citra kepolisian," ungkapnya.
Lanjutnya, setelah saya melihat dan menyaksikan secara seksama melalui media televisi hasil raker komisi III dan Kapolri, saya menyimpulkan bahwa apa yang disampaikan Jendral Listyo Sigit Prabowo selaku kapolri adalah fakta sebenarnya, dan dari raut wajah beliau terpancar kejujuran meski secara psikis masih terlihat ada sedikit beban pikiran untuk terus berupaya menjaga citra polri dimata publik.
"Saya yakin bahwa pak Kapolri dapat menyelesaikan permasalahan ini secara tuntas dan apa yang disampaikan dalam raker bersama komisi III sudah transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi lagi. Olehnya itu saya harap masyarakat tidak lagi terpancing dengan isu-isu hoax yang ingin merusak citra Polri. Beri kesempatan pak Kapolri untuk membenahi internalnya pasca kejadian di Duren tiga yang melibatkan beberapa anggotanya," tutup SAdAP.
0 Komentar