Makassar - Syarifuddin Daeng Punna tokoh masyarakat Sulsel di Jakarta menyayangkan terjadinya Insiden demonstrasi yang berujung pada benturan yang menyebabkan dua aparat kepolisian menjadi korban pemukulan.
Menurutnya, Insiden tersebut sudah jauh melenceng dari karakter orang Bugis-Makassar yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi.
Selain mencoreng nama lembaga kemahasiswaan, hal ini juga bukanlah tipikal atau karakter seorang intelektual. Menyelesaikan masalag dengan cara-cara kekerasan sudah tidak relevan lagi dengan konteks peradaban modern saat ini.
Adik-adik Mahasiswa silahkan menyampaikan aspirasinya dengan cara yang elegan, dan jangan menyusahkan masyarakat dengan membakar ban bekas atau menutup badan jalan sehingga menyebabkan kemacetan. Bagaimana seandainya ada orang yang dirujuk ke Rumah Sakit dengan kondisi yang kritis lalu kemudian adik-adik mahasiswa memacetkan jalanan, sungguh kasihan, tutur pria yang akrab disapa SAdAP ini.
Jujur saja saya menyesalkan adanya insiden seperti ini, dan saran saya alangkah baiknya adik-adik mahasiswa melakukan unjuk rembug, undang pihak kepolisian untuk berdiskusi tentang apa-apa yang menjadi penting untuk diterapkan ketika berdemonstrasi sehingga insiden yang viral di media sosial baru-baru ini tidak terulang kembali. Olehnya itu, kepada adik-adik mahasiswa saya berpesan agar tetaplah berpegang pada prinsip tridharma perguruan tinggi, Pendidikan, pengajaran dan penelitian sehingga kita bisa semakin matang dan dewasa dalam menyikapi suatu permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tutupnya.
0 Komentar