Jakarta - Pernyataan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang mengatakan kelangkaan minyak goreng membuat masyarakat panik beli atau panic buying, sehingga warga 'menimbun' di rumah. Hal inipun langsung direspon oleh Politisi Muda Partai Demokrat Ricky Kurniawan Chairul.
Ricky yang juga Deputi Bakomstra DPP Partai Demokrat ini sangat menyesalkan atas pernyataan hal tersebut, ditengah kesulitan rakyat untuk mendapatkan minyak goreng.
Menurut Ricky, seharusnya kementerian perdagangan yang mengevaluasi kebijakannya dalam hal minyak goreng.
"Kemendag seharusnya evaluasi kebijakannya terkait minyak goreng ini," ujar Ricky saat diwawancara, Rabu (9/3/2022).
Selain itu juga, Ricky menegaskan pada situasi saat ini, pemerintah harus fokus dalam menyelesaikan persoalan minyak goreng ini. Menurutnya, bukan kemudian menyalahkan rakyat. Itu hal yang tidak baik.
"Bukan malah menyalahkan rakyat yg saat ini sdh sangat menderita," tegasnya.
Diketahui sebelumnya, dilansir dari halaman CNN Indonesia, Inspektur Jenderal Kemendag Didid Noordiatmoko memastikan saat ini produksi minyak goreng sudah mendekati kebutuhan dalam negeri. Sehingga, kelangkaan minyak goreng seharusnya teratasi paling lambat pada akhir Maret 2022.
Ia mengatakan pemerintah secara bertahap menyelesaikan persoalan produksi hingga distribusi minyak goreng agar bisa diperoleh dengan mudah, dengan harga yang terjangkau di masyarakat.
Namun, muncul persoalan baru yang merupakan dampak dari kenaikan harga dan kelangkaan barang, yaknipanic buying.
Lantaran sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau, masyarakat membeli melebihi kebutuhan ketika mendapatkan kesempatan.
Padahal, hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng. "Tapi ini baru terindikasi," imbuh dia saat kunjungan kerja ke Palembang seperti dikutip dari Antara, Selasa (8/3).
0 Komentar