Jakarta - Ricky Kurniawan Chairul, seorang politisi muda Demokrat turut berkomentar dan bela soal ramainya tuduhan yang menyudutkan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono yang membantu masyarakat dengan menggelar pasar murah minyak goreng di Dapilnya di Jawa Timur.
"Ditengah tidak becusnya pemerintah mengelola minyak goreng sehingga menimbulkan kelangkaan dan kenaikan harga yang begitu tinggi, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menunjukkan kepeduliannya kepada rakyat," kata Ricky saat diwawancara, Jakarta, Senin (14/3/2022).
Ricky menyampaikan, bahwa operasi pasar yang seharusnya digelar oleh pemerintah untuk mengatasi kelangkaan dan antrean panjang masyarakat dalam memperoleh minyak goreng, justru digelar oleh Ibas.
"Saya heran menyaksikannya, kenapa justru anggota DPR lebih peka dibanding pemerintah?. Kenapa justru anggota DPR yang justru tugasnya mengawasi pemerintah sampai menjadi solusi bagi rakyat?" ujarnya.
"Padahal, aturan mainnya kan sebenarnya yang memberikan solusi ataupun operator terhadap permasalahan rakyat itu adalah pemerintah. Namun sayangnya, pemerintah saat ini justru disibukkan oleh hal-hal yang tidak perlu, misalnya mengurus perpanjangan masa jabatan presiden, meneruskan proyek ambisius kereta cepat, IKN hingga mengurus suara adzan," sambungnya.
Ricky menegaskan, seharusnya pemerintah lebih fokus menangani persoalan rakyat, terlebih menurutnya soal minyak goreng.
"Mestinya kan yang diurus oleh pemerintah adalah nasib rakyat. Termasuk nasib rakyat yang rela antre berjam-jam demi 2 liter minyak goreng," tegasnya.
Bahkan, Ricky menyampaikan, pemerintah pun tak sanggup mengatasi harga minyak goreng yang melebihi harga eceran tertinggi yang ditetapkannya sendiri.
"Contohnya, minyak goreng dijual dengan harga 30 ribu per liter, 70 ribu per liter, bahkan hingga 90 ribu per liter," ungkapnya.
Ricky yang juga Deputi Bakomstra DPP Partai Demokrat ini mengatakan, cukup mengenaskan memang nasib rakyat saat ini. Lebih mengenaskannya lagi, Kementerian Perdagangan selaku operator justru menyalahkan rakyat karena kelangkaan minyak goreng ini.
Namun, dibalik niat baik seorang Ibas, justru masih banyak kita temukan orang-orang iri yang mengkritik kebijakannya. Seharusnya, orang-orang yang iri itu mengkritik pemerintah, bukan justru malah mengkritik Ibas.
"Tak habis pikir saya kenapa dibuat narasi kalau Ibas menimbun minyak goreng, padahal nyatanya pemerintah lah yang tidak berdaya menghadapi spekulan dan para mafia minyak goreng. Ditengah kelangkaan minyak goreng didalam negeri, pemerintah justru melakukan impor," ujarnya.
"Boleh-boleh saja melakukan impor, tapi dengan catatan kebutuhan dalam negeri harus terpenuhi lebih dahulu. Bukan justru memperkaya pengusaha, namun dengan tega nya membiarkan rakyat antre minyak goreng yang telah memakan korban jiwa," terangnya.
Lebih lanjut, Ricky mengatakan, untung saja Ibas tidak setega pemerintah. "Ibas masih punya perhatian dan kepedulian kepada rakyat. Tidak seperti pemerintah, Ibas tidak menutup mata atas kesusahan rakyat," tandasnya.
0 Komentar