Makassar - Kejadian yang memiriskan kembali terjadi, dimana seorang ayah mengantar Jenazah anaknya dari Bone Menuju Sinjai. Berita ini kemudian menjadi viral di berbagai Sosial media, dan mendapatkan beragam respon publik yang mayoritas mengecam dan menyayangkannya. Publik menilai bahwa kejadian seperti ini sangat memiriskan dan tidak manusiawi.
Terkait hal itu, Syarifuddin Daeng Punna Tokoh masyarakat Sulsel di jakarta turut prihatin. Pasalnya rumah sakit seharusnya dapat memberikan pelayanan gratis khususnya bagi orang miskin yang tidak mampu dalam hal seperti berobat dan mengantar Jenazah. Rumah sakit seyogyanya mempertimbangkan aspek kemanusiaan, jangan hanya mau mendapatkan untung saja dengan mengkomersialkan mobil ambulans terang pria yang akrab disapa SAdAP ini.
Lanjutnya, pemerintah daerah khususnya dinas kesehatan yang menaungi rumah sakit yang mengetahui kejadian ini tidak proaktif untuk mencarikan solusi, kenapa justru setelah viral baru melakukan langkah untuk mencari tahu, disinilah kelihatan bahwa pihak rumah sakit lebih mengutamakan biaya sewa ambulans supaya ditindak lanjuti ketimbang mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan kepada orang miskin. Seharusnya Dinas Kesehatan menyediakan Unit ambulans khusus bagi orang-orang yang tidak mampu, disisi lain ambulans yang dikomersilkan tetap beroperasi sehingga ada check and balance jelas SAdAP.
Tentu semua pihak menyesalkan kenapa hal ini bisa terjadi. Atas kejadian ini Insya Allah saya akan menambah lagi unit ambulans khusus bagi kaum dhuafa yang membutuhkan, termasuk administasi hingga perlengkapan mayat seperti kain kafan dan papannya.
"Saya juga memohon kepada pemerintah daerah agar berbuatlah untuk kepentingan masyarakat kecil, dan saya harap dengan kejadian ini Pemerintah Daerah dapat mengevaluasi Kepala Rumah Sakit hingga Kepala Dinas Kesehatan sebab kejadian memiriskan ini jelas merusak nama baik pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil. Dan juga kepada anggota DPRD Bone agar supaya memanggil pihak dinas, jangan hanya rapat membahas anggaran daerah saja sementara masalah seperti ini terjadi di depan mata kalian, dimana nurani kalian sebagai anggota DPR," tutup SAdAP.
0 Komentar