Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang terduga teroris di wilayah Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (16/11). Salah satunya adalah pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Ketua Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Banten KH. Bunyamin Hafidz menilai kinerja Densus 88 Anti-Teror selama ini sangat dibutuhkan dalam penanganan terorisme yang semakin kronis karena sudah masuk dalam berbagai instansi pemerintahan. KH. Bunyamin menegaskan agar tidak ragu menindak teroris, dimanapun mereka berada.
“Saya sebagai ketua PWNU Banten mendukung Densus 88 Anti-Teror dalam mengungkap dan menangkap teroris yang ada di manapun, tidak terkecuali di MUI. Kalau memang ada teroris, tidak usah ragu, sikat saja. Kelompok seperti itu jangan dikasih ruang, yang pasti bukan dari NU” tutur KH. Bunyamin dalam acara Silaturahmi bersama Kasubdit Kontra Radikal, AKBP Moh. Dofir
Mengenai isu pembubaran MUI KH. Bunyamin dengan tegas menolak karena MUI masih dibutuhkan di tengah mayoritas umat Muslim di Indonesia saat ini. MUI masih menjadi lembaga silaturahim antar ulama dari berbagai ormas untuk saling berharmoni merajut keutuhan NKRI.
“MUI masih dibutuhkan untuk negeri ini. Ibarat pohon, cukup tebang dahannya tidak perlu sampai ke akar. Isu Bubarkan MUI jelas tidak berdasar,” pungkas KH. Bunyamin
Sementara itu Kasubdit Kontra Radikal Direktur Pencegahan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, AKBP Moh Dofir menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap intens komunikasi jika ada hal-hal yang mencurigakan.
"Dengan adanya salah satu anggota MUI yg di tangkap oleh Densus 88 AT Polri, dan anggota MUI tersebut ada jaringan dengan kelompok JI, maka kepada seluruh umat Islam dan juga kepada instansi terkait untuk saling monitor dan melaporkan apabila ada indikasi yg mencurigakan ,hal ini utk menjaga Kamtibmas. karena tugas memberantas teroris ini merupakan tugas kita semua".Ujarnya
Lanjut Dofir sapaan akrabnya, Polri akan terus melakukan sosialisasi moderasi beragama, Radikalisme dan Terorisme kepada masyarakat.
"Kami pun akan terus melakukan sosialisasi tentang moderasi beragama, radikalisme dan terorisme kepada masyarakat, pesantren-pesantren, sekolah-sekolah dan kepada penyuluh agama untuk mencegah faham-faham radikalisme dan terorisme. kami pun telah melakukan kerjasama sejak lama dengan Kesbangpol, Departemen Agama, PPA, Perguruan Tinggi dan Instansi Terkait di Indonesia". Kata Dofir
0 Komentar