Foto : Istimewa |
Catatan Nasional - Meskipun pemilihan
presiden masih tiga tahun lagi tapi sudah mulai ramai diperbincangkan oleh
berbagai kalangan masyarakat. Di tengah perbincangan tersebut, ada dua tokoh politik
yang sering disebut-sebut, yaitu Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo merupakan
tokoh yang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan hasil survei
lembaga Survei Nasional Parameter Politik Indonesia, yang dilangsir melalui
Tribunnews.com Minggu, 6 Juni 2021, Ganjar Pranowo merupakan tokoh yang paling populer
setelah Prabowo Subianto dengan angka 19,7 persen.
Sedangkan Airlangga
Hartarto hasil survei yang dilangsir kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik
Indonesia (kedaiKOPI) 12 April 2021 dengan menampilkan beberapa tokoh partai,
yaitu Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Puan Maharani, Muhaimin Iskandar, Agus
Harimurti Yudhoyono, Ahmad Syaikhu, Yusuf Kala, Megawati Soekarnoputri dan
Ahmad Syahroni. Hasil survei tersebut Airlangga Hartarto menggungguli calon
lain, yaitu tingkat elektabilitas tertinggi dengan angka 17, 6 persen.
Paling tidak hasil survei tersebut, menjadi salah satu indikator muncul gagasan, mendorong Airlangga Hartarto akan berpasangan dengan Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden dan wakil Presiden pada Pilpres 2024 merupakan pilihan rasional (rational Choice) dengan harapan kedua tokoh tersebut, mampu mengendalikan berbagai persoalan bangsa serta dapat memperbaiki keadaan ekonomi menjadi stabil.
Rencana tersebut, memang tidak terlepas dari pertimbangan tertentu, di mana Ganjar Pranowo dipilih untuk menjadi wakil mendampingi Airlangga Hartarto Pilpres 2024 ada hubungan dengan kepentingan politik yang lebih luas. Tentu, membutuhkan seorang figur yang bisa diajak kerja sama dengan Airlangga Hartarto. Maka dalam konteks itu sebenarnya cenderung memilih Ganjar Pranowo untuk mendapingi Airlangga sebagai calon wakil presiden.
Ganjar Pranowo merupakan sosok yang dianggap paling ideal mendampingi Airlangga karena kita tahu bahwa ia adalah sosok memiliki kepribadian yang baik serta sangat konsisten dalam melakukan penegakan aturan.
Sisi lain, ia memiliki prestasi dan pengalaman yang mumpuni, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia politik. Prestasi dan pengalaman Ganjar Pranowo sangat nyata, di mana beliau sendiri sebelum menjadi gubernur Jawa Tengah, Ganjar pernah menjadi anggota DPR RI selama dua periode, yaitu periode (2004-2009) dan periode ( 2009-2014).
Berkat kegigihan dan pengalaman tersebut, ia pun maju menjadi calon gubernur dalam pemilihan umum gubernur Jawa Tengah 2013. Berpasangan dengan Heru Sudjatmoko, yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pasangan Ganjar- Heru yang dikenal dengan slogan yang mereka mainkan adalah “mboten korupsi mboten ngapusi” atau tidak korupsi tidak membohongi. Pertarungan pilkada tersebut, pasangan Ganjar-Heru menjadi pemenang. Dengan perolehan suara mencapai 48, 82 persen.
Ganjar Pranowo dikenal sosok yang sangat tegas, humanis dan sosialis. Ketegasannya selalu menjadi perhatian publik, contoh, peristiwa pada tanggal 27 April 2014, Ganjar Pranowo saat mengeluarkan kemarahannya pada petugas Dinas Perhubungan. Dipicu oleh pegawai Dishub melakukan praktik pungutan liar (pungli). Peristiwa itu terjadi pada saat Ganjar melakukan inspeksi mendadak di jembatan Timbang Subah, kabupaten Batang. Di saat itu, Ganjar Pranowo melihat langsung beberapa kernet memberikan sejumlah uang kepada petugas Dishub.
Akibat pungutan liar tersebut, membuat propinsi Jawa Tengah mengalami kehilangan pendapatan sebesar Rp. 10, 118 miliar. Berdasarkan catatan yang dilaporkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Atas laporan Keuangan Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2014. Ketegasan Ganjar tentang hal tersebut, sebagai bentuk Konsistensi dan komitmen terhadap slogan “mboten korupsi mboten ngapusi”.
Selain itu, menginstruksikan para pejabat di lingkungan Propinsi Jawa Tengah untuk memanfaatkan media sosial Twitter sebagai instrument penting untuk berkomunikasi dengan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung serta kepala daerah bupati dan walikota serta para pejabat lain diminta untuk aktif di media sosial. Tujuannya adalah agar bisa cepat menerima laporan atau complain dari warga serta menanggapi dan dapat mengetahui informasi terbaru dari daerah masing-masing. Manfaat lain, melalui media sosial, akhirnya Ganjar Pranowo bisa mendengarkan masukan, kritik maupun protes dari masyarakat yang tidak suka dengan kebijakannya dalam memimpin Jawa Tengah.
Selain soal ketegasan, Ganjar Pranowo juga ternyata memiliki prestasi selama menjadi Gubernur Jawa Tengah, ia berhasil melakukan reformasi birokrasi. Dengan cara melakukan lelang jabatan dari eselon 1 hingga eselon IV, mendorong untuk melakukan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) hingga pejabat eselon IV, pelaporan gratifikasi seluruh pejabat, peningkatan tunjangan pegawai dan pelayanan publik mudah, murah dan cepat sehingga menghasilkan kinerja yang memuaskan bagi kepentingan publik. Akhirnya membuahkan hasil. Ganjar Pranowo membawa Propinsi Jawa Tengah menduduki peringkat teratas atas penilain hasil evaluasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi.
Ganjar juga berhasil memberi keredit bunga terendah kepada masyarakat Jawa Tengah. Hal itu muncul, berangkat dari keprihatinan Ganjar terhadap sulitnya akses modal untuk usaha kecil. Ganjar menerapkan kredit pembayaran dari bank Jateng untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam bentuk produk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 2-7 persen pertahun. Tanpa agunan dan tanpa biaya administrasi. Bunga kredit ini tercatat paling terendah se-Indonesia. Bahkan sekarang justru ditiru oleh pemerintah daerah lain di penjuru tanah air. Kebijakan tersebut, mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi. Dan masih banyak keberhasilan lain yang didapatkan oleh Ganjar Pranowo yang tidak kalah menariknya.
Demikian halnya, Airlangga Hartarto merupakan tokoh politik yang memiliki prestasi dan pengalaman yang mumpuni, Prestasi dan pengalaman Airlangga Hartarto sangat nyata, baik dari segi latarbelakang pendidikan, organisasi, karier politik dan bisnis. Pada periode pertama pemerintahan Jokowi, yaitu (2014- 2019) ia dipercaya sebagai Menteri Perindustrian. Kemudian pada periode kedua, Yaitu (2019-2024) Airlangga Hartarto juga kembali dipercaya oleh Jokowi sebagai Menko Perekonomian.
Ketika masih menjabat Menteri
Menko Perekonomian Perindustrian, ia
pernah menelurkan berbagai program pengembangan akseleratif untuk pengembangan
kawasan ekonomi khusus atau kawasan industri lainnya.
Antara lain; mengeluarkan
Program Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali. Kemudian,
pada tahun 2021 pemerintah melakukan langkah strategis dengan menggelontorkan
dana hampir 700 triliun.
Dana tersebut
diperuntukan bagi masyarakat Indonesia (sekitar 64,2 juta orang), khususnya
masyarakat yang bergerak di sektor Usaha Kecil dan Menengah (UMKM). Sektor ini
cukup signifikan mempengaruhi pergerakan ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB),
yang merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur kondisi perekonomian
suatu Negara.
Di sisi lain, pemerintah
memberi bantuan, berupa melakukan perpanjangan subsidi Kredit Usaha Rakyat
(KUR), diantaranya perpanjangan Subsidi bunga 3%. Kemudian pemerintah juga
memberikan Bantuan Sosial (BANSOS), Kartu Prakerja yang bisa dimanfaatkan oleh
sektor UMKM melalui program pelatihan, yang jumlahnya mencapai 53,3 juta orang.
Selain itu, pemerintah
juga tetap berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi lintas batas maupun lintas
generasi. Dengan memberikan kemudahan usaha serta terus mendorong promosi kemudahan
berinvestasi di Indonesia. Dengan mengutamakan isu investasi dan pembangunan
yang berkelanjutan. Mengedepankan konsep Competitive
advantage dari peluang investasi di tanah air. Pemerintah akan terus
meningkatkan teknologi Online Single Submission (OSS) dan digitalisasi
yang tujuannya untuk memberi kemudahan bagi para pelaku usaha. Sebagai langkah
untuk memenuhi kebutuhan para investor dan menjadi harapan dunia usaha untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tidak hanya itu, masih banyak
prestasi-prestasi lain dimiliki oleh Airlangga yang tidak kalah pentingnya.
Prestasi dan kepopuleran Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo, menjadi modal sosial/social capital menghantarkan pasangan Airlangga – Ganjar ke pelaminan pilpres 2024. Kedua tokoh tersebut, merupakan sosok pemimpin yang sudah teruji baik dalam segi kapasitas kepemimpinan, intelektual, integritas, akuntabilitas dan kecerdasan sosial. Ketokohan Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo, tidak perlu diragukan lagi. Kita optimis, pasangan tersebut, merupakan sebuah kolaborasi yang positif, yang bisa membawa keberuntungan bagi kemajuan ekonomi bangsa dan Negara. Apa lagi kedua tokoh tersebut, relatif bersih dari persoalan korupsi.
Menempatkan pasangan
Airlangga-Ganjar sebagai calon presiden dan wakil presiden dalam pilpres 2024,
dalam rangka untuk mengedepankan kembali nilai-nilai kebenaran sosial yang
dapat mempersatukan masyarakat Indonesia serta mengedepankan kepentingan
bersama. Demi mewujudkan masyarakat Indonesia sejahtera, adil dan makmur
disegala bidang, baik politik, ekonomi, hukum dan sosial budaya.
Oleh Alvitus Minggu,
S.I.P, M.Si
Dosen Fisip Hubungan Internasional
Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan Dosen Ilmu Politik Universitas Bung
Karno Jakarta, sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Network Election Survei
(INES).
0 Komentar